Masyarakat di Desa Siambul merupakan masyarakat yang
heterogen. Yang mana kehidupan sosial dan budaya masyarakat mulai berbaur antara penduduk asli dengan pendatang, hal tersebut dapat kita lihat dari :
Agama yang dianut
Agama masyarakat di desa Siambul adalah beragama 55% Katolik, Islam 45?n Protestan 5%.
Mata Pencaharian
Mayoritas penduduk Siambul adalah petani, 80?rkebun karet dan kelapa sawit, sebagian gabungan keduanya ditambah dengan durian, petai, jengkol, dan hasil hutan lainnya seperti jernang yang menurut penelitian termasuk hasil hutan bernilai ekonomi tinggi namun pengelolaan dan penanamannya belum maksimal. Jumlah Petani 331 orang, pedagang 56 orang, buruh 233 orang. Kemudian yang berprofesi sebagai guru 18 orang, bidan desa 3 orang, perawat 3 orang, PNS 2 orang serta karyawan swasta 58 orang Sisana Wiraswasta.
Karena ekonomi masyarakat bertumpu pada perkebunan, sepatutnya ada perlindungan hak-hak masyarakat atas tanah garapannya dari pencaplokan lahan baik oleh perusahaan dan pihak-pihak lain yang tidak bertanggung jawab.
Suku dan Adat istiadat
Sosial dan budaya dalam hal ini berkaitan dengan suku dan adat istiadat yang berlaku di Desa Siambul, suku Talang Mamak di Desa Siambul merupakan Proto Melayu (melayu tua) yang berasal dari Minangkabau dengan adat istiadat yang sangat kental keasliannya dan menarik untuk dijadikan penelitian diantaranya berupa Kumantan "bahasa talang mamak siambul (pengobatan tertinggi di luar medis), Tari Rentak Bunian, Menambak Kubur, Sabung Ayam, Cuci Lantai (bayar upah bidan), menujuh hari (hari ke tujuh, mendoakan secara keagamaan dan berkumpulnya saudara/i dirumah kemalangan), mendanau (mencari ikan secara ramai-ramai/masal), dan lainnya. Tetapi sebagian desa yang masyarakatnya heterogen seperti Desa Siambul walaupun mayoritas Suku Talang Mamak tetapi masih ada suku lain seperti Suku Melayu 134 Jiwa, Suku Jawa 1.896 Jiwa, Suku Batak 464 Jiwa dan Minangkabau 5 Jiwa.
Pendidikan
Bidang pendidikan termasuk yang paling membutuhkan perhatian serius dimana masih terdapat penduduk yang
buta huruf dan tulis baca sekitar 40% terutama penduduk usia di atas 40 tahun, Angka Tamat SD 45%, SLTP 10%, SLTA 4?n perguruan tinggi 2%. Bagi sebagian masyarakat pendidikan belum dianggap sebagai sebuah investasi jangka panjang buat masa depan anak-anak mereka karena faktor ekonomi juga menjadi tolak ukur untuk dapat melanjutkan anak-anak mereka ke jenjang pendidikan yang lebih serta kurangnya motivasi untuk menjadikan pendidikan sebagai landasan yang kuat guna menyongsong persaingan di era globalisasi masa kini.